Kok Begini Negaraku ?
Kehidupan berbangsa dan bernegara
kita akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan, seiring dengan munculnya
gesekan-gesekan kepentingan politik yang menjurus kepada perpecahan. Intrik-intrik
poitik yang tidak memberi energi positif menjadikan bangsa ini semakin carut-marut
dan puncaknya hilangnya rasa kepercayaan
sesama anak bangsa, hilang nya
jati diri berbangsa dan bernegara .
Satu pertanyaan
yang menjadi kegelisahan kita bersama, sebagai bangsa apakah kita masih bertujuan yang sama dalam
bernegara? Apakah kita masih bertujuan yang sama untuk membangun bangsa yang
adil dan makmur sesuai cita-cita ? Apakah langkah Indonesia masih dalam orbit menuju cita-cita yang sesuai Pancasila dan UUD 1945?
Harus diakui, banyak penyimpangan dilakukan dengan kedok Pancasila. Bahkan
tak sedikit terjadi tindakan radikal yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
ingin mengganti Pancasila dengan dasar ideologi lain. Sulit dibayangkan bila gejala
seperti ini tidak diantisipasi, akan kembali menorehkan luka baru bagi
perjalanan bangsa ini ke depan.
Negara
Indonesia yang didirikan oleh The Founding Fathers adalah negara Indonesia
semua buat semua , bukan Negara Indonesia yang hanya untuk perseorangan , bukan
Indonesia yang hanya untuk sekelompok orang
, bukan Negara Indonesia untuk satu golongan. Oleh sebab itu negara
Indonesia yang didirikan oleh The Founding Fathers bukan dengan model Demokrasi
Kalah Menang ,bukan dengan Demokrasi Kuat-kuatan , bukan dengan demokrasi
banyak-banyakan suara , karena Negara Indonesia adalah negara semua untuk semua
sistem yang di sepakati Pendiri bangsa adalah negara Kekeluargaan, Negara
dengan konsep Musyawarah Mufakat . Bukan Negara yang Mayoritas yang menang ,
jelas sistem Demokrasi suara terbanyak adalah Pengkhianatan terhadap negara
semua buat semua . Pengkhianatan terhadap Konsensus pendiri bangsa.
Komentar